Monday, 21 April 2014

sumber daya manusia



Human resource management(HRM) atau yang biasa disebut dengan manajemen sumber daya manusia, secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah bentuk dari proses perekrutan, pelatihan, serta pemusatan perhatian terhadap kesejahteraan seluruh anggota perusahaan yang didasari oleh fungsi-fungsi menajemen yakni, planning, organizing, staffing, leading, dan controlling. Guna menciptakan perusahaan yang seimbang, perlu adanya ikatan antara tiap tingkatan kerja di perusahaan tersebut. 
Dalam membangun ikatan tersebut, perlu adanya kualitas SDM yang mumpuni. Tiap-tiap perusahaan juga menggunakan syaarat tertentu dalam perekrutan pegawainya, sehingga mau tidak mau, para pekerja yang ingin mengabdi di perusahaan tersebut harus memenuhi kualifikasi perusahaan. Selain itu, perlu diadakan perencanaan yang baik dalam perekrutan SDM yang berkualitas.
Perencanaan Sumber Daya manusia adalah proses melalui mana sebuah organisasi memastikan bahwa sumber daya yang dibutuhkannya baik dalam arti kuantitas maupun kualitas (kompetensi yang dimiliki) tersedia pada saat diperlukan.
Kelebihan karyawan ataupun kekurangan karyawan dalam sebuah organisasi mengindikasikan bahwa perencanaan SDM belum dilaksanakan dengan baik. Dengan perencanaan SDM memungkinkan organisasi memahami kebutuhan SDMnya di masa yang akan datang sebagai dasar dalam keputusan penyediaan yang mencakup rekruitmen, seleksi dan penempatan karyawan.
Melalui perencanaan SDM, kebutuhan organisasi terhadap SDm baik dalam arti kuantitas maupun kualitasnya dapat dipersiapkan dan diantisipasi lebih awal sehingga mencegah masalah kelebihan karyawan ataupun ketidaksesuaian kompetensi antara karyawan yang tersedia dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pekerjaan/organisasi.
Untuk menciptakan pegawai yang memiliki kualitas tinggi, memang perlu adanya spesifikasi khusus. Diantaranya :
1.      Perekrutan
Untuk menemukan posisi yang diincar, perusahaan harus melakukan perekrutan berdasarkan kemampuannya. Sehingga, pekerja tersebut dapat memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya. Namun pada faktanya, banyak dari para pekerja di negara ini yang tidak bekerja pada bidangnya. Hal tersebut diakibatkan terlalu banyaknya angkatan kerja yang bertebaran di indonesia. Terutama pada daerah yang kepadatan penduduknya tinggi. Menurut data dari Informasi Hubungan Industrial, dan Pengawasan Ketenagakerjaan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jumlah angkatan kerja di Indonesia, diprediksi akan terus meningkat. Pada tahun 2012 terdata 118, 05 juta orang, tahun 2013 diprediksi mencapai 122,55 juta orang, dan pada tahun 2014 diperkirakan akan meningkat menjadi 124,42 juta orang. Beberapa diantaranya belum memiliki keahlian khusus. Pada tahun 2013, jumlah tenaga kerja pendidikan SD ke bawah mencapai 35,88 juta orang, dan pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 33,98 juta orang. Sehingga, dalam melakukan perekrutan pegawai baru, perusahaan harus benar-benar jeli dalam melihat keadaan calon pegawainya.
2.      Pelatihan
Hamalik (2001:13) mengatakan bahwa fungsi pelatihan adalah memperbaiki kinerja (performance) para peserta. Selain itu pelatihan juga bermanfaat untuk mempersiapkan promosi ketenagakerjaan pada jabatan yang lebih rumit dan sulit, serta mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial.
Menurut Siagian (1998:184) pelatihan dapat membantu karyawan membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan kemampuan di bidang kerjanya sehingga dapat mengurangi stres dan menambah rasa percaya diri.
Adanya tambahan informasi tentang program yang diperoleh dari pelatihan dapat dimanfaatkan sebagai proses penumbuhan intelektualitas sehingga kecemasan menghadapi perubahan di masa-masa mendatang dapat dikurangi.
Keberhasilan suatu program pelatihan ditentukan oleh lima komponen menurut As'ad(1987: 73);
a.       Sasaran pelatihan atau pengembangan
Setiap pelatihan harus mempunyai sasaran yang jelas yang bisa diuraikan kedalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur supaya bisa diketahui efektivitas dari pelatihan itu sendiri.
b.      Pelatih (Trainer)
Pelatih harus bisa mengajarkan bahan-bahan pelatihan dengan metode tertentu sehingga peserta akan memperoleh pengetahuanketrampilan dan sikap yang diperlukan sesuai dengan sasaian yang ditetapkan.
c.       Bahan-bahan latihan
bahan-bahan latihan harus disusun berdasarkan sasaran pelatihan yang telah ditetapkan
d.      Metode latihan (termasuk alat bantu)
Setelah bahan dari latihan ditetapkan maka langkah berikutnya adalah menyusun metode latihan yang tepat.
e.       Peserta (Trainee)
 Merupakan komponen vang cukup penting, sebab keberhasilan suatu program pelatihan tergantung juga pada pesertanya.

3.      Perlindungan tenaga kerja
Pemerintah Indonesia telah melakukan langkah agar pengawasan ketenagakerjaan dapat dilaksanakan sesuai standar internasional. Menurut data Kemnakertrans, saat ini kuartal pertama 2012, jumlah pengawas ketenagakerjaan tercatat sebanyak 2.384 orang, untuk menangani  225. 852 perusahaan yang terdiri dari 161. 124 perusahaan kecil, 42.559 perusahaan menengah dan 18.956 perusahaan besar.
Para pengawas ketenagakerjaan yang saat ini tengah bertugas terdiri dari Pengawas umum, 1.460 orang, Pengawas spesialis  361 orang, Penyidik Pegawai Negeri Sipil 563 orang. Tentu angka tersebut cukup jauh dengan performa pengawas di lapangan. Untuk itulah, perlu diadakannya pngawasan internal perusahaan, sehingga jalannya usaha dapat berjalan dengan lancar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dapat berfungsi sebagai wadah untuk melindungi hak-hak paara pekerja.


No comments:

Post a Comment