Monday, 21 April 2014

perilaku organisasi



Definisi Organisasi dan Pengorganisasian
Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni istilah “organization” sebagai kata benda dan “organizing” (pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi manajemen.
Menurut Drs. M. Manullang Organisasi dalam arti dinamis disebut pengorganisasian, dan dalam arti statis disebut organisasi.
Pengertian Organisasi
Pengertian Menurut Ahli
a.       Menurut Stoner: Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
b.      Menurut James D. Mooney: Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
c.       Menurut Chester I. Bernard: Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
d.      Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.
e.       Menurut Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro: Organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersamasama mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengertian Organisasi Secara Umum
Organisasi merupakan sekumpulan/sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan untuk bekerjasama dengan pembagian atau alokasi tugas dan tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif, dorongan-dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Pengorganisasian


Pengertian Menurut Ahli
a)      Menurut G. R Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism (organisme) yang merupakan sebuah eititas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan.
b)      Menurut Siagian (1983): Pengorganisasianadalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatuorganisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan.
c)      Drs.H. Malayu S. P. Hasibuan: adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang - orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.
d)     T. Hani handoko: sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang sangat terspesialisasikan.
e)      Kamus lengkap bahasa indonesia: Pengorganisasian adalah merupakan kegiatan merancang dan merumuskan struktur.
Pengertian Pengorganisasi Secara Umum
Pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur bebagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan efisien.
Unsur-unsur Pengorganisasian
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci adalah:
a)      Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketata lembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (non management/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
b)      Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
c)      Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
d)     Peralatan (Equipment), merupakan Unsur yang keempat yaitu peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
e)      Lingkungan (Environment), Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi.
Proses atau Langkah-langkah Pengorganisasian
Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima langkah:
a.       Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
b.      Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
c.       Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien.
d.      Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis
e.       Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Menurut T.Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur sebagai berikut:
a.       Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
b.      Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat juga tidak terlalu ringan.
c.       Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

Fungsi Pengorganisasian
          Fungsi Pengorganisasian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan desain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian yaitu:
a.       Mengalokasikan sunber daya,merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan.
b.      Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab.
c.       Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengambangan sunber daya manusia/tenaga kerja.
d.      Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
Fungsi Tujuan Organisasi
a.       Patokan bagi kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi.
Melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan.
b.      Sumber Legitimasi
Dengan meningkatkan kemampuan kegiatan-kegiatan yang dilakukan,berguna untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkansumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya.
c.       Standar pelaksanaan
Jika tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan organisasi. Setelah organisasi menetapkan tujuan dalam bidang yang dapat dikuantifikasikan.
d.      Sumber Motivasi
Untuk mendorong anggota lainnya dalam melaksanakan tugas, misalnya dengan memberikan intensif bagi anggota yang melaksanakan tugasnya dengan baik, menghasilkan produk di atas standar dan lain sebagainya yang akhirnya dapat mendorong para anggota lainnya.
e.       Dasar Rasional Pengorganisasian
Tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi yang saling berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan.
Tujuan Pengorganisasian
Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu.
Tujuan organisasi harus dirumuskan dan ditetapkan dengan jelas. Hal ini penting karena:
a.       Tanpa tujuan yang jelas maka organisasi tidak akan mempunyai arah.
b.      Tanpa tujuan yang jelas, organisasi tidak ada artinya dan hanya akan menimbulkan pemborosan belaka.
c.       Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan bentuk dan struktur organisasi.
d.       Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan jumlah dan penempatan pegawai.
e.       Tujuan yang jelas akan memberikan perangsang kerja pada para anggota organisasi.
f.       Tujuan yang jelas akan mempermudah pelaksanaan koordinasi, karena mereka menyadari bahwa semua anggota organisasi bekerja ketujuan yang sama, yaitu tujuan organisasi.
g.      Tujuan yang jelas merupakan awal dari penetapan strategi. Siasat, metode, dan prosedur yang akan dipergunakan.
h.       Tujuan yang jelas merupakan dasar dari pada organisasi untuk bergerak.


Manfaat Organisasi
          Beberapa manfaat organisasi yaitu:
a.       Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan lebih efektif dengan adanya organisasi yang baik.
b.      Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari manfaat ini ialah, jika organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk masyarakat menjadi dan memiliki pola hidup sehat. Organisasi Kepramukaan, akan menciptakan generasi mudah yang tangguh dan ksatria.
c.       Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan. Jika kita menginginkan karier untuk kemajuan hidup, berorganisasi dapat menjadi solusi.
d.      Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu berkembang seiring dengn munculnya fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah ilmu pengetahuan.
Struktur Organisasi
Definisi Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen (unit kerja) dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan, pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (integrasi) secara formal.
Elemen Struktur Organisasi
Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara lain:
a.       Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
b.      Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
c.       Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
d.      Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
e.       Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
f.       Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

Prilaku Kelompok
a.       Pengertian Prilaku Kelompok
Perilaku seorang pekerja dapat menentukan keberhasilan atau prestasi kerja, baik secara individu maupun kelompok. Perilaku adalah semua yang dilakukan seseorang, contohnya berbicara kepada seseorang, mendengarkan seseorang teman kerja, mendokumen sebuah laporan. Sedangkan Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan dibentuk bersama berdasarkan pada interes atau tujuan yang sama.
Perilaku Kelompok adalah semua kagiatan yang dilakukan dua atau individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan diri.
Hal yang diketahui bila satu kelompok terdapat dalam satu organisasi maka anggota harus:
a.       Termotivasi untuk bergabung.
b.      Menganggap kelompok sebagai kesatuan unit dari orang yang berinteraksi.
c.       Mencapai kesepakatan dan ketidaksepakatan melalui berbagai interaksi.
b.      Dasar-Dasar Perilaku Kelompok
Faktor-faktor yang menyebabkan suatu kelompok lebih sukses dari pada kelompok lain adalah karena kemampuan anggota kelompok, ukuran kelompok , tingkat konflik dan tekanan internal pada anggota untuk menyesuaikan diri pada norma kelompok.
1.      Kondisi eksternal pada kelompok
2.      Sumber Daya Anggota
3.      Sumber Kelompok
4.      Bentuk-Bentuk Kelompok
5.      Kelompok Primer ( Primary group)
Kelompok Primer ( Primary group) ; peendefinisikan bahwa suatu kelompok adalah “sejumlah orang yang terdiri dari dari beberapa orang yang acapkali berkomunikasi dengan lainya melampaui rentang kendali waktu, sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung bertatap muka dengan lainnya dan tidak melalui perantara”.
• Contoh : Keluarga, Kelompok Kolega (pergroup)
Kelompok Formal dan Informal
Kelompok formal adalah suatu kelompok yang sengaja di bentuk untuk suatu tugas tertentu sedangkan informal adalah suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang.
Kelompok terbuka dan tertutup
Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang secara tetap mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaruan, sedangkan kelompok tertutup adalah kelompok yang kecil kemungkinannya menerima perubahan dan pembaharuan, mempunyai kecendrungan tetap menjaga kestabilan.
c.       Tahap-Tahap pengembangan Kelompok
1.      Tahap Pembentukan ( Forming)
Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok, yaitu:
a.       Teori kedekatan
Bahwa seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya.
b.      Teori interaksi
Teori yang berdasarkan pada aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi dan sentiment-sentimen (perasaan atau emosi).
c.       Tahap Keributan (Stroming)
Ditandai oleh adanya konflik didalam kelompok.para anggota menerima secara baik eksistensi kelompok, tetapi melawan kendala-kendala yang dikenakan oleh kelompok terhadap individualitas.lebih lanjut ada konflik mengenai siapa yang akan mengendalikan kelompok.tahap ini terakhir bila terdapat suatu hirarki yang relative lebih jelas dari kepemimpinan kelompok.
2.      Tahap Penormaan ( Norming)
Ditandai oleh berkembangnya hubungan yang karib,dan kelompok memperagakan kekohesifannya (kesalingtertarikannya / cohesiveness).ada rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan.tahap ini selesai bilastruktur kelompok telah kokoh dan kelompok telah menyerap perangkat pengharapan dari apa yang didefinisikan oleh perilaku anggota yang benar.
d.      Motivasi Pembentukan Kelompok
1.      Pembentukan kelompok diawali dengan adanya persepsi atau perasaan yang sama untuk memenuhi kebutuhan.
2.      Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik.
3.      Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing – masing anggota ( siapa yang menjadi ketua atau anggota ).
4.      Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan konflik.
5.      setelah adanya interaksi biasanya dalam sebuah kelompok terdapat norma sosial. norma terbentuk dari proses akumulatif interaksi kelompok.
6.      Tugas-Tugas Kelompok
7.      Pembentukan Kelompok
Definisi Kelompok
“Kumpulan yang terdiri dari dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantungan, yang saling bergabung untuk mencapai tujuan tertentu”. Source: Gibson
Tipe-tipe Kelompok
1.      Kelompok formal
Suatu kelompok kerja yang ditandai dengan struktur organisasi, aturan, fungsi dan lain-lain.
a.       Kelompok Komando
Kelompok yang tersusun atas Atasan dan Bawahan dan ditentukan oleh bagan organisasi
b.      Kelompok Tugas
Kelompok yang ditetapkan secara organisasional yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas.
2.      Kelompok informal
Suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal atau tidak ditetapkan secara organisasi, terdiri dari dua tipe yaitu :
a.       Kelompok Kepentingan
Kelompok yang bekerja sama untuk mencapai suatu sasaran khusus yang menjadi kepedulian bersama
b.      Kelompok Persahabatan
Kelompok yang bersama-sama karena mempunyai kesamaan karakter
Ada beberapa teori yang dapat dikemukankan berkaitan dengan pembentukan kelompok yaitu :
1.      Teori Kedekatan
Artinya : Bahwa seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan adanya kedekatan ruang dan daerahnya ( Spatial ang Geographical Proximity )
2.      Teori Interaksi (George Homans )
Artinya : Teorinya berdasarkan aktivitas-aktivitas interaksi-interaksi   dan sentimen-sentiman ( perasaan atau emosi ).
3.      Teori Keseimbangan ( Theodre Newcomb ).
Artinya : Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah berdasarkan atas kesamaan sikap didalam menanggapi suatu tujuan.
4.      Teori Pertukaran
Artinya : Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja
Perbedaan Kelompok dapat dilihat dari :
1.      Perubahan anggota kelompok
Kelompok terbuka dapat bebas menerima dan melepaskan anggota – anggotanya sedangkan kelompok tertutup memelihara kestabilan anggota kelompok sedikit sekali kemungkinan adanya penambahan dan pelepasan anggota setiap saat.
2.      Kerangka Referensi
Perluasan kerangka referensi dalam kelompok terbuka yang dibawa oleh anggota baru dapat menambah kreatifitas
3.      Perspektif waktu
kelompok terbuka dalam perspektif waktu ini lebih berfikir untuk masa sekarang dan masa depan yang dekat
4.      Keseimbangan

Beberapa Alasan mengapa seorang Individu lain bisa terjalin hubungan kelompok yaitu :
1.      Suatu kelompok adalah sejumlah orang yang mengadakan intekrasi satu sama yang lain.
2.      Secara psikologis sadar akan adanya orang lain selain dia sendiri dan menganggap mereka suatu kelompok.
Alasan –alasan diatas dapat dikelompokkan menjadi:
a.       Kesempatan untuk berintegrasi
b.      Status
c.       Kesamaan latar belakang
d.      Kesamaan sikap
e.       Pemuasan Kebutuhan dan tujuan kelomp
Komunikasi Dalam Organisasi
Defenisi Fungsional Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi dapat di defenisikan sebagai Pertunjukan dan Penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu.
Proses Komunikasi Organisasi Komunikasi Internal
Misalnya : Pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam perusahaan.
1.      Komunikasi Vertikal
Komunikasi dari pimpinan ke staf dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal balik ( komunikasi atas bawah )
Contoh : Pimpinan memberi instruksi, petunjuk , informasi, perintah kepada  bawahan atau Staf memberikan laporan, saran-saran, pengaduan dan saran kepada atasan.
2.      Komunikasi Horizontal
Komunikasi mendatar antara anggota staf dengan anggota staf lainnya, yang berlangsung tidak formal, komunikasi terjadi tidak dalam suasana kerja.
3.      Komunikasi Diagonal
Komunikasi antara pimpinan seksi / bagian dengan pegawai seksi / bagian lain.
4.      Komunikasi Eksternal
Komunikasi antara pimpinan organisasi (perusahaan) dengan khalayak ramai diluar organisasi.
Contohnya : artikel surat kabar, mejalah, pidato, brosur dll.

Hambatan Komunikasi
a.       Hambatan teknis keterbatasan dan peralatan komunikasi seperti
b.      Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
c.       Kurangnya informasi atau penjelasan
d.      Kurangnya ketrampilan membeca
e.       Pemilihan media yang kurang tepat
Konsep Komunikasi
Pengertian Komunikasi menurut Everett M. Rogerrt adalaah :  Proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Komunikasi antar pribadi dibagi menjadi beberapa kategori yaitu :
1.      Komunikasi kelompok yaitu :
Komunikasi dalam kelompok yang mempunyai tujuan bersama yang berintegrasi satu sama yang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Misalnya : Diskusi Arisan RT dll
2.      Komunikasi Publik yaitu :
Komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang yang tidak bisa dikenali satu sama yang lain.
3.      Komunikasi Massa yaitu :
Komunikasi yang menggunakan media masa baik cetak maupun elektronik, komunikasi ini ditujukan untuk sejumlah besar orang yang terbesar ke berbagai tempat, disampaikan secara serempak.
4.      Komunikasi Organisasi yaitu :
Komunikasi yang terjadi dalam organisasi, bersifat formal dan informal.

Dalam Komunikasi Organisasi perlu diperhatikan adanya 3 unsur yang saling berkait yaitu ;
1.      Iklim Organisasi
Iklim Orgnisasi adalah : Kualitas yang relative abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya.
2.      Iklim Komunikasi
Iklim Komunikasi adalah : Sebagai kualitas pengalaman yang bersifat obyektif mengenal lingkungan internal organisasi yang mencangkup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan bubungan pesan dengan kejadian yang terjadi didalam organisasi.
3.      Aliran Komunikasi
Aliran Komunikasi adalah : Aliran informasi yang akan membentuk suatu   jaringan komunikasi yang memungkinkan pesan disebar luaskan.

      Ada 2 (dua) pola dalam aliran informasi yaitu :
1.      Pola Roda
Pola Roda adalah : Pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral
2.      Pola Lingkaran
Pola Lingkaran adalah : Pola yang memungkinkan semua anggota berkomoniksi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis pengulangan pesan.

      Budaya Organisasi
            Organisasi sebagai suatu kumpulan individu yang mempunyai tujuan bersama yang hendak dicapai mempunyai aturan – aturan yang berlaku. Jadi Budaya Organisasi adalah : Sebagai Kerangka kerja kognitif yang terdiri dari sikap, nilai-nilai, norma perilaku dan harapan yang diterima bersama oleh anggota – anggota organisasi.
Beberapa Karateristik Budaya Organisasi yaitu :
1.      Innovation
Suatu tingkatan dimana orang diharpkan kreatif dan membangkitkan gagasan baru
2.      Stability
Bersifat menghargai lingkungan yang stabil, dapat diperkirakan dan berorentasi pada peraturan
3.      Orientation Toward People
Orientasi untuk menjadi jujur, mendukung dan menunjukkan penghargaan pada hak individual
4.      Result - orientation
Meletakkan kekuatannya pada kepeduliannya untuk mencapai hasil yang diharapkan

      Fungsi Budaya Organisasi yaitu :
a.       Budaya mempunyai suatu peran pembeda, hal ini berarti bahwa budaya kerja menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
b.      Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota – anggota organisasi
c.       Budaya oraganisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada kepentingan individual
d.      Budaya organisasi itu meningkatkan kemantapan system social.

Motivasi Dalam Organisasi
            Motivasi dapat diartikan sebagai kekuata (energi) sesorang yang dapat menimbulkan tingkat persitensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam individu itu sendiri maupun dari luar individu.
            Motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indicator yaitu :

1.      Durasi kegiatan
2.      Frekuensi kegiatan
3.      Persitensi pada kegiatan
4.      Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan
5.      Devosi      
Teori – teori Motivasi :
1.      Teori kebutuhan 
a.       Kebutuhan fisioligikal seperti : Rasa lapar, haus, istirahat
b.      Kebutuhan rasa aman
c.       Kebutuhan akan kasih sayang
d.      Kebutuhan akan harga diri
e.       Aktualisasi diri
2.      Teori Mcclellannd ( Teori Kebutuhan Berprestasi )
Teori ini menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi, Teori kebutuhan bersifat teoritis sesuai dengan kekeatan kebutuhan seseorang yang berprestasi tinggi memiliki 3 (tiga) ciri umum yaitu :
a.       Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas
b.      Menyukai situasi-situasi dimana kenerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, bukan karena faktor-faktor lain.                                                                            
c.       Menginginkan umpan balik tentang tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
3.      Teori Clyton Aldelfer (Teori “ERG’)
Teori ini dkkenal dengan “ERG” yang merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah, jika makna tiga istilah tersebut dialami akan tanpak dua hal penting , pertama secara konseptual terdapat persamaan antara teori dan model.
4.      Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Menurut Teori ini yang dimaksud faktor Motivasional adalah : Hal –hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsic, yang berarti bersumber dalam diri seseorang. Yang tergolong faktor motivasional antar lain :
a.       Pekerjaan seseorang
b.      Keberhasilan yang diraih
c.       Kesempatan bertumbumbuh
d.      Kemajuan dalam berkarir dan pengakuan orang lain.

5.      Teori Keadilan
Teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya : apabila sesorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai.
6.      Teori Penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke Mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki 4 (empat) macam mekanisme motivasional yakni :
a.       Tujuan-tujuan mengarahkan perhatian
b.      Tujuan-tujuan mengatur persistensi
c.       Tujuan-tujuan mengatur upaya
d.      Tujuan-tujuan menunjang strategi dan rencana kegiatan
7.      Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan)
Menurut teori ini Motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seseorang dan diperkirakan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkan. Artinya apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tanpaknya terbuka untuk memperolehnya dan yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
8.      Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Teori ini merupakan model motvasi yang telah dibahas dimika dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi, karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Dalam hal ini berlakulah hukum “pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cendrung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwansi yang menguntungkan dirinya. Contohnya seorang pegawai yang datang terlambat berulang kali mendapat teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner.
9.      Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi
Menurut teori ini seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Yang termasuk faktor internal adalah :
a.         Persepsi seseorang mengenai diri sendiri
b.        Harga diri
c.         Harapan pribadi
d.        Kebutuhan
e.         Keinginan
f.         Kepuasan kerja
g.        Prestasi kerja yang dihasilkan
Sedangkan Faktor Eksternal yaitu :
a.         Jenis dan sifat pekerjaan
b.        Kelompok Kerja dimana seseorang bergabung
c.         Organisasi tempat kerja
d.        Situasi lingkungan pada umumnya
e.         Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya
Dinamika Kelompok
Pengertian dinamika kelompok
Dinamika kelompok  merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama.  Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
a.       Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
b.      Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain
c.       Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
d.      Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok.

Fungsi Dinamika Kelompok
1.      Individu satu dengan yang lain akan terjadi kerjasama saling membutuhkan (individu tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat)
2.      Dinamika kelompok memudahkan segala pekerjaan (dalam dinamika kelompok ada saling bantu antara anggota satu dengan anggota yang lain)
3.      Melalui dinamika kelompok segala pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dapat teratasi, mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar, sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dapat diatur secara tepat, efektif dan efisien (dalam dinamika kelompok pekerjaan besar akan dibagi-bagi sesuai dengan bagian kelompoknya masing-masing)
4.      Meningkatkan masyarakat yang demokratis, individu satu dengan yang lain dapat memberikan masukan atau berinteraksi dengan lainnya dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.
Efektivitas Kelompok
Disini terbagi dua faktor yang secara umum mempengaruhi efektivitas kelompok, yaitu faktor situasional dan faktor personal. Untuk itu, saya akan menguraikan kedua faktor tersebut dibawah ini:
a.       Faktor Situasional
Karakteristik Kelompok
1.      Ukuran kelompok yang efektif adalah terdiri dari 5 orang (Hare, 1952).
2.      Jaringan komunikasi.
3.      Kohesi kelompok, yaitu kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok (Collins & Raven, 1964). Menurut Mc David & Harori (1964), kohesi kelompok diukur dari :
a.       Ketertarikan satu sama lain secara interpersonal.
b.      Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok.
c.       Sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat pemuas kebutuhan anggotanya.
4.      Kepemimpinan, yaitu komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok (Cragan & Wright,1980).

b.      Faktor Personal
Karakteristik Anggota Kelompok Menurut (Cragan & Wright, 1980) terdapat dua dimensi interpersonal, yaitu :
1.      Proses interpersonal yang mencakup keterbukaan, percaya, simpati.
2.      Kebutuhan interpersonal → William C Schultz (FIRO) : inklusi, kontrol,afeksi.
Kepemimpinan Dalam Organisasi
Pemimpin serta kepemimpinan  merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional.
Banyak muncul definisi mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
1.      Figur sentral yang mempersatukan kelompok
2.      Keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
3.      Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologinkelompok, dan aktivitas kelompok.
4.      Kepemimpinan  sebagai suatu kemampuan menghandel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat /moral yang kreatif dan terarah.
5.      Individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
Tipe Kepemimpinan
1.      Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.
2.      Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya di masyarakat agraris.
3.      Tipe Kharismatik
Karakteristik yang khas dari tipe ini yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar.
4.      Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
5.      Tipe Demokratik
Pemimpin yang demokratik biasanya memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.
Pengertian Disiplin Kerja
Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahas alatin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.
Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara disebutkan bahwa yang dimaksud dengan disiplin adalah : “Sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan Pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat”.
Sedangkan menurut Sutopo Yuwono di dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Produksi, diungkapkan bahwa : “Disiplin adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi keputusan yang telah ditetapkan. Selanjutnya Alfred R. Lateiner dan I.S. Levine telah memberikan definisi antara lain, disiplin merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para pekerja yang membuat mereka dapat mematuhi keputusan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
Di samping beberapa pengertian mengenai disiplin pegawai tersebut di atas, A.S. Moenir mengemukakan bahwa : “Disiplin adalah ketaatan yang sikapnya impersonal, tidak memakai perasan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi.
Kaitannya dengan kedisiplinan, Astrid S. Susanto  juga mengemukakan sesuai dengan keadaan di dalam setiap organisasi, maka disiplin dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu:
a.       Disiplin yang bersifat positif.
b.      Disiplin yang bersifat negatif.
Merupakan tugas seorang pemimpin untuk mengusahakan terwujudnya suatu disiplin yang mempunyai sifat positif, dengan demikian dapat menghindarkan adanya disiplin yang bersifat negatif. Disiplin positif merupakan suatu hasil pendidikan, kebiasaan atau tradisi dimana seseorang dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan, adapun disiplin negatif sebagai unsur di dalam sikap patuh yang disebabkan oleh adanya perasaan takut akan hukuman.
 Adapun ukuran tingkat disiplin pegawai menurut I.S. Levine , adalah sebagai berikut :
“Apabila pegawai datang dengan teratur dan tepat waktu, apabila mereka berpakaian serba baik dan tepat pada pekerjaannya, apabila mereka mempergunakan bahan-bahan dan perlengkapan dengan hati-hati, apabila menghasilkan jumlah dan cara kerja yang ditentukan oleh kantor atau perusahaan, dan selesai pada waktunya.”
Berdasarkan pada pengertian tersebut di atas, maka tolak ukur pengertian kedisiplinan kerja pegawai adalah sebagai berikut :
1.      Kepatuhan terhadap jam-jam kerja.
2.      Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan dan tata tertib yang berlaku.
3.      Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal instansi.
4.      Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan kantor dengan penuh hati-hati.
5.      Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan.
Kepuasan Kerja
Menurut Baron & Byrne (1994) ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. Faktor pertama yaitu faktor organisasi yang berisi kebijaksanaan perusahaan dan iklim kerja. Faktor kedua yaitu faktor individual atau karakteristik karyawan. Pada faktor individual ada dua predictor penting terhadap kepuasan kerja yaitu status dan senioritas. Status kerja yang rendah dan pekerjaan yang rutin akan banyak kemungkinan mendorong karyawan untuk mencari pekerjaan lain, hal itu berarti dua faktor tersebut dapat menyebabkan ketidakpuasan kerja dan karyawan yang memiliki ketertarikan dan tantangan kerja akan lebih merasa puas dengan hasil kerjanya apabila mereka dapat menyelesaikan dengan maksimal. (p.45). Pendekatan Wexley dan Yukl (1977) berpendapat bahwa pekerjaan yang terbaik bagi penelitian-penelitian tentang kepuasan kerja adalah dengan memperhatikan baik faktor pekerjaan maupun faktor individunya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu gaji, kondisi kerja, mutu pengawasan, teman sekerja, jenis pekerjaan, keamanan kerja dan kesempatan untuk maju serta faktor individu yang berpengaruh adalah kebutuhan-kebutuhan yang dimilikinya, nilai-nilai yang dianut dan sifat-sifat kepribadian. (p.35). Pendapat yang lain dikemukan oleh Ghiselli dan Brown, mengemukakan adanya lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yaitu:
a.       Kedudukan (posisi)
Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada karyawan yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi kepuasan kerja.
b.      Pangkat (golongan)
Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan), sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan perasaannya.
c.       Umur
Dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur karyawan. Umur di antara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan.
d.      Jaminan finansial dan jaminan social
Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
e.       Mutu pengawasan
Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam menaikkan produktifitas kerja. Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja (sense of belonging). As’ad (2004, p. 112).
Sedangkan Faktor-faktor yang memberikan kepuasan kerja menurut Blum (1956) sebagai berikut :
a.       Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak dan harapan.
b.      Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan berkreasi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan.
c.       Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain itu juga penghargaan terhadap kecakapan, hubungan sosial di dalam pekerjaan, ketepatan dalam menyelesaikan konflik antar manusia, perasaan diperlakukan adil baik yang menyangkut pribadi maupun tugas. As’ad (2004, p.114).
Berbeda dengan pendapat Blum ada pendapat lain dari Gilmer (1966) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut:
1.      Kesempatan untuk maju
Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.
2.      Keamanan kerja
Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja.
3.      Gaji
Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.
4.      Perusahaan dan manajemen
Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang menentukan kepuasan kerja karyawan.
5.      Pengawasan (Supervise)
Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn over.
6.      Faktor intrinsik dari pekerjaan
Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
7.      Komunikasi
Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemenbanyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.
8.      Fasilitas
Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas. As’ad (2004,p. 115) Penelitian yang dilakukan oleh Caugemi dan Claypool (1978) menemukan bahwa hal-hal yang menyebabkan rasa puas adalah:
1.      Prestasi
2.      Penghargaan
3.      Kenaikan jabatan
4.      Pujian.
Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan adalah:
1.      Kebijaksanaan perusahaan
2.      Supervisor
3.      Kondisi kerja
4.      Gaji
Burt mengemukakan pendapatnya tentang faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:
1.      Faktor hubungan antar karyawan, antara lain:
a.       Hubungan antara manajer dengan karyawan
b.      Faktor fisik dan kondisi kerja
c.       Hubungan sosial di antara teman sekerja
d.      Emosi dan situasi kerja
2.      Faktor individual, yaitu yang berhubungan dengan:
a.       Sikap orang terhadap pekerjaannya
b.      Umur orang sewaktu bekerja
c.       Jenis kelamin
3.      Faktor-faktor luar (extern)
yaitu berhubungan dengan faktor-faktor yang mendorong karyawan yang berasal dari luar selain dirinya sendiri, yaitu:
a.       Keadaan keluarga karyawan
b.      Rekreasi
c.       Pendidikan (training, up grading dan sebagainya). As’ad (2004,p.112).
Berdasarkan indikator yang menimbulkan kepuasan kerja tersebut di atas akan dapat dipahami sikap individu terhadap pekerjaan yang dilakukan. Karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan adanya perbedaan persepsi pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya. Oleh karenanya sumber kepuasan seorang karyawan secara subyektif menentukan bagaimana pekerjaan yang dilakukan memuaskan. Meskipun untuk batasan kepuasan kerja ini belum ada keseragaman tetapi yang jelas dapat dikatakan bahwa tidak ada prinsip-prinsip ketetapan kepuasan kerja yang mengikat dari padanya.
Konflik Dan Stres Kerja
Konflik organisasi ( organizational conflict ) adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota – anggota atau kelompok – kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya – sumber daya yang terbatas atau kegiatan – kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
Penyebab – penyebab konflik antara lain :
1.      Komunikasi
Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.
2.      Struktur
Pertarungan kekuasaaan antar departemen dengan kepentingan–kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya–sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok– kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.
3.      Pribadi
Ketidaksesuaian tujuan atau nilai–nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai – nilai persepsi.
Dalam kehidupan organisasi, pendapat tentang konflik dapat dilihat dari 3  (tiga)  sudut pandang, yaitu :
1.      Pandangan tradisional, berpendapat bahwa konflik merupakan sesuatu yang di inginkan dan berbahaya bagi kehidupan organisasi.
2.      Pandangan perilaku, berpendapat konflik merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang biasa terjadi dalam kehidupan organisasi, yang biasa bermanfaat ( konflik fungsional ) dan bisa pula merugikan organisasi (konflik disfungsional).
3.      Pandangan Interaksi, berpendapat bahwa konflik merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat terhindarkan dan sangat diperlukan bagi pemimpin organisasi.
Berdasarkan ketiga pandangan tentang konflik tersebut, pihak pemimpin organisasi perlu menganalisis dengan nyata konflik yang terjadi di organisasi, apakah konflik itu fungsional atau disfungsional dan bagaimana manajemen konflik agar berpengaruh positif bagi kemajuan organisasi.
Jenis – Jenis Konflik
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1.      Konflik dalam diri individu
Terjadi bila seorang individu menghadapi ketidak pastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2.      Konflik antar individu dalam organisasi yang sama
Hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian. Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan )
3.      Konflik antar individu dan kelompok
Berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.


4.      Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
Terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok.
5.      Konflik antar organisasi
Timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
Penyebab Terjadinya Konflik dan Stres Kerja
Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, antara lain :
a.       Koordinasi kerja yang tidak dilakukan.
b.      Ketergantungan dalam pelaksanaan tugas
c.       Tugas yang tidak jelas ( tidak ada deskripsi jabatan )
d.      Perbedaan dalam otorisasi pekerjaan.
e.       Perbedaan dalam memahami tujuan organisasi.
   Cara Mengatasi Konflik Kerja
a.       Manajer menemukan cara penggunaan dana yang lebih baik.
b.      Lebih mempersatukan para anggota organisasi.
c.       Manajer mungkin menemukan cara perbaikan prestasi organisasi.
d.      Mendatangkan kehidupan baru di dalam hal tujuan serta nilai organisasi.
e.       Penggantian manajer yang lebih cakap, bersemangat dan bergagasan baru.



No comments:

Post a Comment