Monday, 21 April 2014

perkembangan bahasa indonesia



1.       Sejarah Bahasa Indonesia
Sebelum kemerdekaan
-Pada zaman kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu berfungsi sebagai:
(1) bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra;
(2) bahasa perhubungan (lingua franca) antarsuku di Indonesia;
(3) bahasa perdagangan, terutama di tepi-tepi pantai baik antar- suku yang ada di Indonesia maupun terhadap pedagang-pedagang yang datang dari luar Indonesia;
(4) sebagai bahasa resmi kerajaan (Arifin, 1988:4).
  • Pada masa penjajahan Belanda, bahasa Melayu tetap digunakan sebagai bahasa perhubungan di antara bangsa Indonesia
  • Pemerintah Belanda tidak mau menyebarkan penggunaan bahasa Balanda pada penduduk pribumi
  • dialek bahasa Melayu
  • 1901-  Van Ophuysen (ejaan Latin resmi yang pertama- dimuat dalam Kitab Logat Melajoe)
  • 28 Oktober- Sumpah Pemuda
Sesudah Kemerdekaan
-18 Agustus 1945-UUD 45 pasal 36- Bhs Ind. sbg. bhs. negara
-          19 Maret 1947- Ejaan Soewandi (oe menjadi u)
-          13 Agustus 1972- EYD ditetapkan Mendikbud.
-          16 Agustus 1972- presiden menggunakan EYD dalam pidato kenegaraan (dj menjadi j, nj menjadi ny, tj menjadi c)
2. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
2.1 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
-          Sebagai  bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (1) lambang kebanggaan kebangsaan; ( 2) lambang identitas nasional; (3) alat pemersatu berbagai suku bangsa yang mempunyai latar belakang sosial budaya  dan bahasa sendiri-sendiri dalam kesatuan kebangsaan; dan (4) alat perhubungan antardaerah, antarwarga dan antarbudaya.
A. Bahasa Indonesia sebagai Lambang Kebanggaan Kebangsaan:
-          . Adanya sebuah bahasa yang dapat menyatukan berbagai suku bangsa yang berbeda merupakan suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia, sehingga dapat mengatasi berbagai perbedaan yang ada.
B. Bahasa Indonesia sebagai Lambang Identitas Nasional
-          Untuk membangun kepercayaan  diri yang kuat, sebuah bangsa memerlukan identitas. Identitas sebuah bangsa dapat diwujudkan  antara lain melalui bahasanya.
C. Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu Berbagai Suku Bangsa
Perbedaan suku bangsa yang dapat memecah-belah bangsa dapat dihindari karena adanya bahasa pemersatu bahasa Indonesia
D. Bahasa Indonesia sebagai Alat Perhubungan Antardaerah, Antarwarga, dan  Antarbudaya
Adanya berbagai suku bangsa dengan budaya dan bahasa yang berbeda-beda dibutuhkan alat komunikasi yang sama untuk menghindari kesalahpahaman.
2.2 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
          Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (1) bahasa resmi kenegaraan; (2) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan; (3) alat perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan; dan (4) alat pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
A.      Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Kenegaraan
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia digunakan untuk urusan-urusan kenegaraan, misalnya  pidato-pidato resmi kenegaraan, dokumen dan surat-surat resmi, upacara dsb.
B. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pengantar dalam Dunia Pendidikan
Dunia pendidikan di suatu negara memerlukan sebuah bahasa yang seragam sehingga kelangsungan pendidikan tidak terganggu.
Dengan satu bahasa, peserta didik dari tempat yang berbeda dapat saling berhubungan.
C. Bahasa Indonesia sebagai Alat Perhubungan di Tingkat Nasional    untuk Kepentingan Pembangunan dan Pemerintahan
Untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan di tingkat nasioanl diperlukan sebuah bahasa sebagai alat perhubungan sehingga komunikasi tidak terhambat.
D. Bahasa Indonesia sebagai Alat Pengembangan Kebudayaan, Ilmu   Pengetahuan dan Teknologi
Untuk mengembangkan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan bahasa yang dapat dimengerti oleh masyarakat luas

Ejaan adalah  aturan penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penulisan tanda baca.
Fungsi ejaan adalah:
a. sebagai landasan pembakuan tata bahasa;
b. sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan;
c. sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
          
Aspek-Aspek Ejaan        
 a.  Pengaturan Huruf
Bentuk huruf Latin yang banyak digunakan dalam bahasa-bahasa di dunia adalah huruf Romawi (tegak) dan huruf Italic (miring).
Penggunaan huruf Romawi dalam penulisan karya ilmiah ditetapkan dengan menggunakan jenis huruf Time New Roman dengan ukuran 12 point.
b.  Pengejaan Kata
1) Pemakaian huruf q dan x dibatasi hanya untuk keperluan ilmu dan pemakaian nama, kecuali kata-kata yang sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Contoh:
Baihaqi, Iqbal, Maqful,Xerox, sinar-X.
2) Pemakaian huruf f dan v dalam bahasa Indonesia dieja dan diucapkan atau dilafalkan sama.
 Huruf f dan v  sering juga dipertukarkan dengan huruf p.
Contoh:
 positif bukan positip atau positive,
kreatif bukan kreativ atau kreatip,
kreativitas bukan kreatifitas atau kreatipitas,
3) Pemakaian huruf z pada unsur asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia ditulis dan dieja seperti huruf dan bunyi aslinya.
Contoh:
zakat, zebra, zat, ziarah
bukan ditulis dan dieja jakat, jebra, jat, jiarah
4) Pemakaian huruf h yang berada pada gugus gh, ph, rh, dan th harus dicermati dengan baik.
Contoh:
morphologi, rhitme, methode menjadi morfologi, ritme, metode
5) Pemakaian huruf sin, shad, dan tsa’ yang berasal dari bahasa Arab ditulis dan dieja seperti huruf s, sedangkan huruf syin dieja dan ditulis seperti huruf sy. masyarakat
Contoh:
Huruf s dari huruf sin antara lain selamat, sebab, insan.
Huruf s dari huruf tsa’ antara lain misal, senin, salju.
Huruf s dari huruf shad antara lain pasal, hasil, maksud.
Huruf sy dari huruf syin antara lain syahbandar, syarat, masyarakat.
6)Pemakaian huruf h ditulis dan dieja seperti huruf h, sedangkan huruf kha? ditulis dan dieja seperti huruf kh.
Contoh:

Huruf h dari huruf h? dan ha? antara lain sehat, nasihat, hasil, sahabat.
Huruf kh dari huruf kha? antara lain makhluk, khusus, khayal, khalik.
c. Pemenggalan Kata
1)      Kata Dasar
a) Jika di tengah kata ada huruf vokal yang beruntun (V/V), pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal tersebut.
Contoh:
        ta-at,             ma-af, bu-ah    
b) Jika di tengah kata ada huruf konsonan dan gabungan konsonan di antara dua vokal (KV/KV) (KV/KKV), pemenggalan dilakukan sebelum konsonan.
Contoh:
       ta-bu, ka-wan,    bu-nyi, ka-bar
c) Jika di tengah kata ada huruf konsonan yang berurutan (K/KV), pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan tersebut.
Contoh:
Ap-ril, han-dal,per-gi
,
bukan perg- I
d)  Jika di tengah kata ada tiga atau lebih huruf konsonan (K/KK), pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan kedua.
Contoh:
                in-struk-si           ins-truksi    kon-klu-si bukan konk-lu-si

    e) Pada kata jadian, imbuhan yang berupa awalan dan akhiran,
termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai, pemenggalan dilakukan dengan memenggal imbuhan tersebut dari kata dasarnya.
Sebagai tambahan, pada kata jadian disarankan sedapat-dapatnya untuk tidak memenggal bentuk dasar.
Contoh:
per-ubah-an, meski-pun, meng-gali
f) Kata berimbuhan sisipan  pemenggalan dilakukan sebagai berikut.
Contoh:
ge-ri-gi, te-lun-juk,         ge-me-tar
g) Hindarilah pemenggalan pada kata yang berimbuhan (-i) dan kata yang diawali vokal.
Contoh salah:
     mengakhir-i, a-nak,   i-kan
h) Disarankan untuk tidak memenggal kata tugas.
Contoh salah:
deng-an,              pa-da, da-ri
i) Imbuhan yang berasal dari bahasa asing tidak dianggap sebagai imbuhan, melainkan sebagai suku kata. Pemenggalannya dilakukan dengan mengikuti aturan pemenggalan kata dasar.
Contoh:standar
stan-dar-di-sa-si              bukan                  stan-dar-disasi
j) Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat digabung dengan unsur lain, maka pemenggalannya dilakukan dengan: (a) di antara unsur-unsur itu atau (b) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah pemenggalan butir (a).
Contoh:
bio-da-ta             atau bio-data
pascasarjana,
pasca-sarjana atau              pas-ca-sar-ja-na
Paska sarjana
Pasca Sarjana
Kata Turunan
Kata turunan terdiri atas kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk.
  1. Kata Berimbuhan
1)      Imbuhan pemenggalannya dipisahkan sebagai satu kesatuan. Contoh: bel-a-jar, peng-a-tur-an
2)      Sisipan: ge-ri-gi, te-lun-juk, ge-me-tar
b. Kata Majemuk: pemenggalannya berdasarkan pada unsur-unsur bentukan
                Contoh: fo-to-gra-fi, ki-lo-me-ter
c. Kata Ulang: semua jenis kata ulang pemenggalannya didasarkan pada unsur-unsur pengulangannya
                Contoh: ja-lan-ja-lan, se-luk-be-luk,

                seluk-be-
                luk
di-be-sar-be-sar-kan
d. Pemakaian Huruf
1)      Huruf Kapital atau Huruf Besar
a) Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal  kalimat.
Contoh:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Pekerjaan itu belum selesai.
b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pertikan langsung.
Contoh:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
c) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama nabi/rasul, dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
Allah yang Mahakuasa dan Maha Pengasih menurunkan wahyu Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
Mahakasih, Mahasayang, Maha Esa Mahaesa
d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Sultan Hamengkubuwono X, Haji Agus Salim, Nabi Ibrahim
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Contoh:

Dia baru saja diangkat menjadi sultan.

Tahun ini ia pergi naik haji.
e) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Wakil Presiden
Budiono
, Profesor Agus Subekti, Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional, Gubernur Jawa Timur
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:

Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
f) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Contoh:
Dewi Angelina, Wage Rudolf Supratman
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
10 volt, 5 ampere
g) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh:
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Contoh:
mengindonesiakan kata asing,keinggris-inggrisan
h)  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
tahun Hijriah, bulan Maret, hari Jumat, hari Natal, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Contoh:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
i) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh:
Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Danau Toba, Dataran Tinggi Dieng, Gunung Semeru, Kali Brantas, Ngarai Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat Lombok,
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Contoh:
Berlayar ke teluk, mandi di kali, menyeberangi selat, pergi ke arah tenggara
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.

Contoh:
garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon
j) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Contoh:
Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah  Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005…….
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta dokumen resmi.
Contoh:
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku
k) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh:
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
l) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Dia adalah agen surat kabar Kompas.
m)Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Contoh :
Dr.                          = doktor                              
S.P.                        = sarjana
 
M.A.     = master of arts
 S.H.                       = sarjana hukum             
Prof.      = profesor

                Catatan: untuk gelar dokter                        singkatannya dr.
n) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Contoh:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.Adik bertanya, “itu apa, Bu?”Surat Saudara sudah saya terima.“Silakan duduk, Dik!” kata Ucok
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Contoh:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
o) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh:
Sudahkah Anda tahu?Surat Anda telah kami terima.
Huruf Miring
a)            Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
   Contoh:
   majalah Bahasa dan Kesusateraan, surat kabar Suara Karya
b)            Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
  Contoh:
  Huruf pertama kata abad ialah a.Dia bukan menipu, tetapi ditipu.Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
c)            Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
   Contoh:
   Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

                                ----------









No comments:

Post a Comment