Monday, 21 April 2014

Analisis Lingkungan Makro Pemasaran



Analisis Lingkungan Makro Pemasaran
A.    Lingkungan Demografi
Dalam ranah lingkup pemasaran, kita tidak akan pernah lepas dengan lingkunagn sosial yang akan menjadi sarana kita untuk bersosialisasi dengan para konsuen kita. Untuk itulah, sebagai pemasar yang baik, ada kalanya kita perlu mengetahui dan menganalisis lingkunagn sosial demografi.
1.      Pertumbuhan Populasi Dunia yang Meledak
Tumbuhnya populasi dunia secara pesat, telah menjadi perhatian utama pemerintah dan berbagai perkumpulan diseluruh dunia. Dua faktor mendasari perhatian ini. Yang pertama adalah keterbatasan sumber daya bumi untuk mendukung kehidupan dunia yang sedemikian besar., terutama pada standar kehidupan yang mewakili aspirasi kebanyakan orang. Penyebab kedua perhatian ini adalah bahwa pertumbuhan populasi yang tertinggi ada di negara-negara dan masyarakat yang tidak mampu menghadapinya.
2.      Distribusi Umur Populasi Menentukan Kebutuhan
Tiap-tiap individu dala suatu wilayan ataupun negara, memiliki tingkat usia yang berbeda-beda. Suatu populasi dapat dikelompokan menjadi 6 kelompok umur : pra-sekolah; anak usia sekolah; remaja; pemuda berusia 25-40 tahun; penduduk usia menengah antara 40-64 tahun; dan penduduk tua berusia 65 tahun ke atas. Bagi pemasar, ini memberikan tanda  mengenai jenis-jenis produk dan jasa yang akan mempunyai permintaan tinggi untuk beberapa tahun berikutnya. Seiring dengan bervariasinya tingkat usia, maka hal ini akan menambah variasi juga dalam sistem pemasaran. Tiap-tiap tingkatan usia memiliki ketertarikan yang berbeda dalam menannggapi sebuah produk maupun jasa. Untuk itulah, perlu adanya strategi pemasaran yang tepat sasaran.
3.      Pasar Etnis
Tiap negara memiliki entisnya sendiri-sendiri. Seperti halnya indonesia, negara kita ini memiliki beragam entis dan suku bangsa yang didalamnya juga memiliki adat dan kebiasaan yang berbeda. Untuk menjadi pemasar yang baik, ada kalanya kita harus masuk ke dalam etnis tersebut guna mengetahui hal apa saja yang dapat menarik minat mereka terhadap barang ataupun jasa yang akan dipasarkan. Setiap kelompok populasi memiliki keinginan dan kebiasaan belanja tertentu. Jadi, perlu adanya promosi yang relevan antara barang ataupun jasa yang akan diperjual belikan dengan lingkungan masyarakatnya.

4.      Kelompok Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan di suatu wilayah, semakin beragam pula selera dalam mengkonsumsi barang/jasa. Untuk itulah, para pemasar perlu juga mengetahui informasi tentang tingkat pendidikan ini.
5.      Pola Rumah tangga
Setiap kelompok memiliki serangkaian kebutuhan dan kebiasaan berbelanja yang berbeda. Jadi, tiap rumah tangga tidak akan mungkin memiliki selera yang sama. Jikalau hal tersebut sama, pastilah ada beberapa hal yang tidak akan dilakukan oleh keluarga lain. Maka, sebagai menjadi seorang pemasar yang baik, perlu diadakan analisis terhadap tingkatan keluarga dalam suatu wilayah.
6.      Pergeseran Geografis dalam Populasi
Pergerakan populasi juga terjadi pada waktu-waktu biasa yaitu pada saat orang-orang berpindah dari desa kekota dan kemudian ke daerah pinggiran kota. Tempat tinggal penduduk menimbulkan perbedaan dalam preferensi barang dan jasa mereka. Secara tidak langsung, perpindahan masyarakat ni mendoraong banyaknya barang/jasa yang akan mereka konsumsi guna memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
B.     Lingkungan Ekonomi
Lingkungan ekonomi yang baik, adalah lingkungan yang mampu membimbing para konsumennya dalam memperoleh kepuasan maksimum. Tingkat kepuasan konsumen yang beraneka ragam dapat berasal dari tingkat distribusi pendapatan, selera, ataupun daya beli mereka dalam mendapatkan sebuah barang/jasa. Sebagai pemasar yang baik, kita harus mampu untuk mengarahkan konsumen agar mereka dapat memanfaatkan sumber dya yang mereka miliki untuk mencapai tingkat kepuasannya.
1.      Distribusi Pendapatan
Negara-negara sangat bervariasi dalam tingkat dan distribusi pendapatan. Empat jenis struktur industri dapat dibedakan :
·         Perekonomian Subsistem
Mayoritas penduduk dalam sistem ini, berrgantung pada pertanian sederhana. Artinya, mereka menggunakan hasil dari pertanian sebagai bekal hidup mereka. Dalam sistem ini, barter masih dalam tingkatan pertama dalam memenuhi kebutuhan masing-masing individu.
·         Perekonomian Pengekspor Bahan Baku
Jenis perekonamian ini, cenderung berarah pada ekspor saja. Kemampuan yang terbatar, menghambat wilayahnya untuk dapat mengolah sendiri bahan baku yang ada. Sehingga, mereka mengekspor ke luar, pada siapa saja yang mampu mengolahnya lebih lanjut.
·         Perekonomian industrialisasi
Dalam perekonomian yang sedang dalam proses industrialisasi, manufaktur mulai memberikan 10 sampai dengan 20 % pendapatan nasional bruto negara tersebut.
·         Perekonomian Industri
Perekonomian industri merupakan pengekspor utama barang manufaktur dan dana investasi. Mereka saling memperjualbelikan barang manufaktur dan juga mengekspornya ke negara lain untuk memperoleh bahan mentah dan barang setengah jadi. Kegiatan manufaktur yang besar bervariasi dari negara-negara industri ini dan penduduk kelas menengah mereka yang besar bagi mereka menjadi pasar yang bagus untuk semua jenis barang.
Para pemasar membedakan negara-negara menjadi pola distribusi :
·         Pendapatan sangat rendah
·         Sebagian besar pendapatan rendah
·         Pendapatan sangat rendah dan sangat tinggi
·         Pendapatan rendah, menengah dan tinggi
·         Sebagian besar pendapatan menengah.

2.      Tabungan, Hutang, dan Ketersediaan Kredit
Tersedianya tabungan, hutang, dan kertersediaan kredit juga mempengaruhi lingkungan pasar. Tabungan merupakan sisa dari hasil pendapatan yang tidak dikonsumsikan. Saat tingkat tabungan rendah, para konsumen pasti akan lebih menghemat. Namun, tidak selamanya seperti itu. Ada kalanya konsumen yang memiliki tingkat konsumsi yang tinggi, tak pernah puas dengan apa yang telah didapat, sehingga memacunya untuk dapat terus membeli barang/jasa. Dalam sisi lain, semakin tinggi hutang dan ketersediaan kredit, dapat juga dimanfaatkan oleh para pemasar. Banyak dari pemasar yang mengiming-imingi para konsumen dengan pinjaman tanpa anggunan, atau juga pinjaman dengan bunga menurun berjangka. Hal ini juga secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat konsumsi seorang konsumen.
C.     Lingkungan Alam
Keadaaan lingkungan alam yang semakin berubah setiap tahun, mengarahkan konsumen untuk lebih bijak dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Banyak barang/jasa sekarang ini yang memasang label “go green” untuk mendukung gerakan anti pemanasan global. Dengan menggunakan barang yang dapat di daur ulang, kita dapat menyelamatkan bumi ini dari pemanasan global. Sebagai seorang pemasar, kadangkala promosi go green ini dapat menjadi senjata terbaik untuk dapat menarik minat konsumen. Kita bisa saja memberikan fakta buruk tentang global warming yang nantinya diharapkan konsumen mengerti akan dampak dari global warming tersebut. Jika mereka telah mengerti akan dampak negaatifnya, bukan tidak mungkin produk/jasa yang telah kita promosikan akan dikonsumsi konsumen dengan mudahnya.
D.    Lingkungan Teknologi
Teknologi saat ini merupakan sarana yang dapat digunakan siapa saja dalam memasarkan barang/jasanya. Baik itu pemasar pemula ataupun pemasar yang telah handal dibidangnya. Dengan kata lain, semakin canggihnya teknologi, semakin beragam pula cara tercipta untuk memasarkan barang/jasa.
·         Pemasar harus memperhatikan trend-trend berikut dalam teknologi :
·         Langkah perubahan teknologi yang semakin cepat
·         Kesempatan Inovasi yang tidak terbatas
·         Anggaran riset dan pengembangan yang bervariasi
·         Regulasi yang meningkat atas perubahan teknologi.

E.     Lingkungan Politik
Lingkungan ini terdiri sari hukum, badan pemerintah, dan kelompok/badan yang mempengaruhi dan membatasi berbagai organisasi maupun individu dalam masyarakat. Suatu pembatasan atas kecenderungan politik utama dan implikasinya terhadap manajemen pemasaran adalah sebagai berikut :
1.      Jumlah yang substansial dari hukum yang mengatur bisnis
Dalam dunia ekonomi, banyaknya hukum yang mengatur kegiatannya juga menjadi faktor penentu keberhasilan pemasar mencapai targetnya. Pengaturan bisnis yang telah dibuat oleh pemerintah terkait tidak boleh dilanggar. Karena dengan adanya peraturan tersebut, diaharapkan agar segala bentuk kegiatan tidak merugikan produsen, distributor maupun konsumen. Pengaturan bisnis mempunyai sejumlah maksud :
·         Untuk melindungi perusahaan satu sama lain
·         Melindungi konsumen dari praktek bisnis yang tidak adil
·         Melindungi kepentingan masyarakat dari perilaku bisnis yang tidak terkendalikan.

2.      Pertumbuhan kelompok kelompok kepentingan umum
Undang-undang baru dan jumlah kelompok berpengaruh yang telah meningkat menempatkan lebih banyak pengekangan terhadap para pemasar. Para pemasar harus menjelaskan rencana-rencana mereka melalui departemen hukum dan hubungan masyarakat. Transaksi pemasaran pribadi telah bergerak menuju dominasi publik.


F.      Lingkungan Kebudayaan
Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa, dan karya manusia yang telah ada sejak lama bersumber dari kebiasaan. Sebagai pemasar, kita juga harus dapat berbaur dengan kebudayaan masyarakat sekitar. Ada kalanya kebiasaan tersebut tidak memiliki kesamaan di daerah lain. Yang artinya, kebudayaan itu identik dengan suatu wilayah yang menjadi tempat tinggal masyarakat ataupun suatu kelompok tertentu. Berikut adalah beberapa dari karakteristik budaya dan kecenderungan-kecenderungan kepentingan bagi para pemasar.
1.      Nilai budaya dasar memiliki tingkat kemapanan tinggi
Nilai budaya yang telah ada sejak lama, menciptakan suatu sitem yang tak lepas dari kebiasaan penduduk. Penduduk yang tinggal didalam masyarakat tertentu, mempertahankan banyak kepercayaan dan tata nilai dasar. Kepercayaan dan tata nilai dasar diteruskan dari orang tua kepada anak dan diperkuat oleh lembaga-lembaga sosial utama-sekolah, lingkungan agama, maupun lingkungan kerja.
2.      Setiap kebudayaan terdiri dari sub-sub kebudayaan
Setiap masyarakat terdiri dari sub-sub kebudayaan, yaitu berbagai kelompok dengan tata nilai sama yang timbul dari pengalaman hidup atau keadaan khusus mereka. Sehingga, keterkaitan sub budaya yang satu dengan yang lainnya menjadi sangat pentng untuk dipelajari seorang pemasar.
3.      Nilai budaya skunder mengalami pergeseran sepanjang waktu
Budaya itu berubah, dan kita sendiri yang merubahnya. Mau tidak mau, perubahan itu pasti terjadi seiring dengan bercampurnya dengan kebudayaan lain yang datang ke dalam suatu kelompok masyarakat. Walaupun tata nilai dasar bersifat cukup mapan, perubahan-perubahan kecil dari kebudayaan terjadi. Para pemasar mempunyai kepentingan dalam memperhatikan pergeseran budaya yang mungkin menimbulkan kesempatan atau ancaman pemasaran baru.

No comments:

Post a Comment