Pengertian proses produksi
1.
Planning
Perencanaan ini mencakup semua rencana produksi baik dari
output maupun inputnya. Perencanaan produksi lebih ditekankan pada produksi
dari sebuah produk. Sehingga lebih banyak merecanakan bahan baku, tenaga kerja maupun
mesin dan onderdil.
2.
Routing
Pola atau urutan dalam proses produksi harus dapat
dilakukan secara efektif dan edisien agar dapat meminimalisisr segala kesalahan
dalam proses produksi.
3.
Scheduling
Secheduling merupakan proses penentuan waktu suatu pekerjaan
produksi, kapan proses produksi itu harus dimulai dan kapan juga harus selesai.
4.
Dispatching
Dispatching merupakan perintah untuk memulai pekerjaan,
dengan adanya perintah ini proses produksi akan sesuai dengan routing dan
scheduling.
5.
Follow
up
Dengan adanya tindakan tindak lanjut atau follow up,
diharapkan segala bentuk kemacetan proses produksi dapat dihindari.
6.
Bill
of material
Bill of material adalah keseluruhan dartar lengkap
kompoen untuk membuat suatu produk.
7.
Order
pabrik
Perintah yang ditujukan pada pabrik untuk melakukan
sesuatu, misalnya :
a.
Order
untuk assembeling
b.
Order
utnuk memmbuat komponen
c.
Order
memproses kembali
d.
Order
khusus/biasa
8.
Job
lot shop
Job lot shop merupakan perusahaan yang melakukan produksi
atas dasar pesanan.
9.
Mass
productioan shop
Meass production shop adalah perusahaan yang beroperasi
utnuk persediaan atapu pesanan. Ada maupun tidak ada pesanan, perusahaan ini
tetap melakukan kegiatan produksinya.
Type proses produksi
1.
Continous
processes
Aliran bahan baku selalu tetap atau sama sampai dengan
menjadi produk jadi.
2.
Intermettent
processes
Aliran bahan baku memiliki pola yang berubah sampai
dengan menjadi produk akhir.
A.
Proses
produksi utama
Proses produksi utama merupakan proses produksi yang
paling utama atau yang menjadi dasar atas pendirian perusahaan tersebut. Proses
produksi utama, antara lain :
1.
Proses
produksi terus menerus
Proses pengolahan dari bahan baku sampai dengan barang
jadi memiliki pola porses yang pasti. Sehingga pala perencanaan produksi
menjadi sangat penting. Fokus pengendalian produksinya terletak pada stabilitas
output tiap departement.
2.
Proses
produksi terputus-putus
Untuk memproduksi sebuah produk, aktivitas tiap
departemennya memiliki pola yang berbeda. Dalam proses semacan ini, scheduling
menjadi penting dalam penyelesaian suatu produk.
3.
Proses
produksi proses
Dalam membuat barang jadi, proses produksinya melalui
proses pemecahan atau persenyawaan yang ditentukan oleh karakteristik bahan
baku dan bahan penolong. Contohnya adalah proses penyulingan minyak mentah
samapi dengan menjadi minyak siap pakai. Aliran bahan baku tidak dominan,
karena setiap departemen memiliki nilai kepentingannya sendiri.
4.
Proses
produksi proses yang sama
Pekerjaan dan urutan pekerjaan yang sama, namun hasil
akhirnya yang berbeda. Terdapat beberapa departement produksi yang memiliki
kesamaan proses untuk beberapa produk akhir. Departement yang memiliki kesamaan
disebut juga sebagai posisisi kunci. Artinya, jika erdapat kemacetan di
departement tersebut, maka perusahaan akan merasa kesulitan.
5.
Proses
produksi proyek khusus
Semua aktivitas produksinya ditujukan pada suatu kegiatan
khusus. Proses produksi khusus ini merupakan kegiatan produksi apabila output
atau produk setelah selesai meka proses produksinya dapat diakhiiri. Proses
aplikasi dari fungsi perencanaan, routing, scheduling, dispatching dan follow
up menjadi sangat penting.
6.
Proses
produksi industri berat
Proses produksinya memiliki aktivitas yang kompleks.
Karena setiap kegiatan yang sangat kompleks, maka pengarahan terpadu dari masing-masing
departement bagian sangatlah diperlukan.
B.
Proses
produksi bukan utama
Kegiatan produksi bukan utama merupakan penegmbangan
perusahaan untuk masa yang akan datang, diantaranya adalah :
1.
Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan pengamatan secara
mendalam terhadap produk yang dihasilkan yang pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan dampak positif dan daya guna yang lebih kepada para calon
konsumennya.
2.
Model
Medel merupakan purnarupa produk sebelum dilepas secara
resmi ke pasar. Diharapkan para calon konsumen yang telah melihat model dari
produk tersebut semakin yakin untuk membeli. Biasanya model ini dipergunakan
untuk test kualitas dan kegunaan. Serta terkadang juga ukuran model ini dapat
lebih kecil atupun lebih besar dari produk aslinya.
3.
Prototype
Prototype adalah produk akhir yang menyerupai bentuk dan
ukuran produk yang akan diproduksi secara massal oelh perusahaan yang
bersangkutan. Fungsi dari prototype ini adalah untuk sarana evaluasi produk
sebelum benar-benar dilepas ke pasar.
4.
Percobaan
Prosses produksi macam ini bersifat percobaan untuk
kemudian digunakan sebagai proses produksi utama. Pada umumnya, proses ini akan
dicarari semua kelebihan maupun semua kekurangan dari alat produksi yang akan
dipakai selama proses produksi.
5.
Demonstrasi
Demonstrasi merupakan suatu aktivitas yang ditujuakan
pada masyarakat luas sehingga seklilas, mereka dapat mengetahui proses produksi
tersebut.
Berbagai macam pengawasan dalam
proses produksi.
1.
Order
control
Pada prinsipnya, pengawasan jenis ini merupakan tipe
pengawasan agar prosuk yang diproduksi sesuai dengan order yang masuk. Sehingga
jika ada kekeliruan dapat segera ditanggulangi dengan cepat. Tiap order yang
ada akan diikuti dengan pedoman penyelesaian oder karena tiap order memiliki
kebutuhan bahan baku yang berbeda.
2.
Flow
control
Pengawasan jenis ini dititik beratkan pada arus produksi.
Tingkat produksi yang stabil menjadi kucni utama dari flow control ini. Karena
jika ada satu departement yang lengah, maka hal tersebut akan berdampak pada
departemen lainnya yang akhirnya berdampak pada produk akhir.
Dalam flow control, persiapan dilaksanakan jauh sebelum
proses produksi dilaksanakan. Setelah itu proses percobaan produksi, barulah
pada akhirnya proses produksi yang sesungguhnya.
3.
Load
control
Titik pengawasan produksi adalah pada beban yang harus
dilaksanakan oleh departement yang ada terutama departement kunci. Perencanaan
disusun sebelumnya. Namun perencanaan yang fixed baru disusun apabila ada order
yang masuk. Sehingga perencanaan produksi dapat diketahui secara detail. Bahan
baku dapat dikelompokkan ke bagian tertentu untuk memepermudah pengawasan.
4.
Special
project control
Kegiatan produksinya dipecah menjadi beberapa bagian
kecil atau sub bagian. Pengawasan ini merupakan bentuk khusus dari order
control. Penyusunan perencanaan produk baik secara keseluruhan meupun secara
sub bagian sangat menentukan keberhasilan dari proses produksi. Sakah satu
metodenya adalah PERT(analisis network, critical path method program evaluation
and review technique).
5.
Control
by exeption
Proses pengawasan produksi berdasarkan terjadinya
pengecualian dalam perusahaan atau kegiatan proses produksinya. Dasar
penggunaan metode ini adalah dikarenakan kesamaan prose produksi dari hari ke
hari. Pengawasan in dalah pengawasan dengan biaya yang paling murah, namun
memiliki resiko penyimpangan yang besar. Perusahaan yang dibekali dengan mesin
otoatis baik semi automatic ataupun full automatic pada umumnya menggunakan
tipe pengawasan seperti ini. Karena mesin yang telah automatic akan memberikan
sinyal-sinyal tertentu jikaalau terjadi kesalahan.
No comments:
Post a Comment